Aku ingin menikah bang!!! Itu awal dari suratnya…membuat jantungku berdekap kencang, lalu ku baca surat itu perlahan.
Aku ingin menikah bang!!!
Bukan karena aku ingin melakukan hal yang selama ini dilarang oleh agama, tapi aku ingin menikmati pernikahan itu sendiri.
Aku tau tak mudah untuk menjalani sebuah pernikahan, suatu ikatan
erat yang tak bisa dimainkan layaknya orang yang berpacaran. Tapi aku
inginkan itu, aku ingin menikmati susahnya menjadi seorang istri,
mempunyai anak dan mengurus mereka..aku suka akan hal itu dan aku akan
menganggapnya sebagai suatu ibadah karena ada tantangan yang harus aku
lalui, disamping menjalankan roda rumah tangga juga berkarir untuk
diriku sendiri.
Bukankah kau tau, dari dulu aku ingin sekali menikah muda. Kau
mau tau alasannya? Karena aku suka melakukan hal itu, aku merasa bangga
menjadi seorang istri sekaligus menyandang status ibu bagi anak-anakku,
melihat perkembangan mereka dari kecil hingga dewasa menaklukkan rasa
penatku setelah sehari bekerja. Mengurus suami yang sangat aku hormati
juga aku cintai, memberikannya limpahan cinta dan ingin selalu tampil
cantik didepannya. Itulah yang ingin aku lakukakan.
Aku tau ini gak gampang untukmu, aku tau banyak hal yang engkau
fikirkan. Tapi terkadang hal itu hanya sebuah keinginan, dimana manusia
tak bisa lepas dari rasa puas. Saat keinginan engkau telah tercapai,
engkau pasti menginginkan hal yang lain lagi.
Kau tau sayang??menikah itu ibadah, dengan menikah kau telah
menyempurnakan ibadahmu juga agamamu. Menikah bukanlah hal yang paling
manakutkan, setidaknya menurut versiku, karena semua tak akan berbeda,
kecuali hidup bersama dengan kewajiban masing-masing.
Kau masih bisa beraktivitas seperti biasa, yang berbeda hanyalah kurangnya waktu luangmu
diluar rumah karena ada seorang istri yang menantimu dirumah, menyediakanmu segala hal yang engkau perlukan.
Aku bisa membayangkan betapa bahagianya dengan keluarga seperti
itu. Tak ada paksaan juga tekanan, karena semua didasari dengan rasa
sayang juga kebersamaan.
Keinginan ini sudah kupendam sejak lama, hanya saja aku juga gak
bisa sembarangan memilih calon suami yang akan mendampingiku seumur
hidupku.
Satu hal yang perlu kau tau, selama ini aku juga terjebak dalam
dua keadaan yang sangat mengganggu fikiranku, menikah atau berkarir.
Karena jika aku memilih untuk menikah, maka karirku tak seperti
yang aku inginkan, sementara aku juga ingin sukses dalam berkarir,
kebanyakan perusahaan menginginkan karyawan yang belum menikah.
Tapi hasrat ku ini sangat kuat, banyak pro dan kontra akan
keinginanku ini, ada yang memberiku nasehat untuk menyegerakan
pernikahan, ada juga yang menyuruh kami untuk berkarir karena usia kami
yang terbilang muda, hanya saja menurutku usiaku bukan muda lagi,
walaupun masih banyak yang lebih tua usianya dan belum menikah, tapi aku
mengkhawatirkan usia ini. Aku juga mengkhawatirkan kesalahan yang akan
kulakukan dalam menjalin sebuah hubungan yang biasa disebut pacaran.
Menurutku 1 tahun cukup untuk mengenal karakter masing-masing, dan aku rasa aku telah cukup mengenalmu. Apa fikiranku ini salah?
Mungkin engkau tlah banyak menyusun rencana untuk masa depan
kita, aku dukung semua itu, tapi aku tak mau terlalu berencana bang,
karena terlalu sakit klo semua itu tak seperti yang kita harapkan,
bukankah kita lebih mantap menyusun rencana saat kita sudah menikah?
Menyatukan untuk satu tujuan, apa apa saja yang ingin kita raih dan kita
miliki.
mungkin banyak hal yang terfikir dikepalamu, seperti memiliki
sebuah rumah, kendaraan juga yang lainnya, tapi tidakkah kau tau itu
pasti bisa kita dapatkan dan aku yakin kita bisa mewujudkannya
bersama-sama.
Mungkin engkau adalah penganut faham yang mengatakan belum siap
menikah apabila belum mapan dari segi materil, engkau ingin segalanya
perfect saat engkau ingin melanjutkan sebuah hubungan ke jenjang
pernikahan. Itu wajar, aku tau engkau melakukan semua itu karena kau
ingin membahagiakan aku. Semua itu memang sangat kita butuhkan, apalagi
di era globalisasi seperti ini, dimana persaingan semakin ketat, juga
mahalnya biaya hidup baik primer maupun sekunder.
Tapi sampai kapan kau ingim mewujudkan semua itu?semakin lama
waktu berjalan, semakin banyak yang akan difikirkan, dan semakin mahal
pula biaya hidup yang harus dikeluarkan..tidakkah kau mengerti akan hal
itu.
Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, tapi jika kita mempunyai niat yang baik untuk suatu urusan, aku
yakin Allah pasti memberikan kemudahan, apalagi kita mempunyai niat
untuk menyempurnakan.
Tidakkah kau sadari, selama ini engkau telah memiliki niat yang
tulus dalam hatimu, walau engkau sempat merasa putus asa, namun perlahan
tapi pasti, engkau mendapatkannya satu demi satu, tawaran itu mengalir
walau belum seperti yang engkau inginkan, hanya saja itu adalah proses
akan niat baikmu.
Aku tak bisa menjelaskan dengan detail akanhal itu, aku takut
engkau akan merasa seolah aku mengguruimu atau mungkin memaksamu,
bukan-bukan itu yang aku mau, aku hanya ingin meluruskan maksudmu, aku
akan tetap menunggumu. Sampai engkau merasa siap. Tapi aku tak mau
engkau terus berfikir akan semua materil, karena aku yakin seiring
berjalannya waktu kita pasti bisa mewujudkannya bersama-sama.
Banyak orang sukses pada awal ia menikah biasa-biasa saja, tapi
karena mereka mau berusaha, bahu membahu dan didampingi oleh istri
tercinta, akhirnya mereka bisa mewujudkan cita-citanya.
Untuk itu jangan memaksakan diri untuk segera mewujudkannya, aku tak mau
dirimu sakit, hanya kerena bekerja dan tak mengenal waktu beristirahat.
Engkau mengatakan agar aku tak perlu memikirkan dan
mengkhawatikanmu, tapi aku tak bisa, karena aku tau sikapmu yang selalu
merasa bisa dan menganggap semua mudah, itu yang aku khawatirkan.
Istirahat yang kurang dan tidak beraturan bisa membuatmu sakit,
bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu? Kau tau..engkau adalah
semangatku, separuh dari hidupku, ada yang kurang jika sehari saja aku
tidak memikirkan dan mendengar kabarmu, bagaimana bisa aku melupakanmu
jika engkau sudah terpatri dalam hatiku.
Mungkin kau tak pernah tau akan hal itu, seberapa besar aku
mencintaimu, mengharapkanmu tuk menjadi pendampingku. Menjadi imam
untukku juga anak-anakku kelak.
Kadang aku juga merasa heran, mengapa aku begitu menyanjungmu,
tak perduli akan yang lain. Engkau yang terbaik, segalanya untukku.
Sayang aku terus berdoa untuk kita, semoga Allah memberikan kemudahan dan melimpahkan rahmatnya pada kita. Amien….
medan, 14 sep 2007
tak kuasa aku membaca semua itu, fikiranku berputar, mungkin semua
yang dikatakan rini pada surat itu benar adanya, surat yang ia kirimkan
padaku karena mungkin tak sanggup untuk dia ucapkan..
hatiku terus berkata, apa yang harus aku lakukan?
Tuhan tuntunlah hambaMu ini….
Selasa, 03 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
SUBSCRIBE
Koleksi Gue
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
asik2 haha
BalasHapus